Pages

  • Home
  • MyYoutube
  • MyFacebook
  • MyInstagram

KINGKONG SETINGGI 3 METER PERNAH HIDUP DI JAWA


Fosil pertama kera raksasa purba di Indonesia ditemukan di situs Semedo, Tegal, Jawa Tengah. Penemuan tersebut memberi petunjuk bahwa kera raksasa purba atau kingkong pernah hidup di Indonesia, khususnya tanah Jawa.
“Ini ditemukan oleh warga pada bulan Juli lalu. Kita berhasil mengonfirmasi bahwa ini milik kera raksasa Jawa,” ungkap Siswanto, Kepala Balai Arkeologi Yogyakarta, seperti yang dikutip dariKompas.com.
Fosil yang ditemukan berupa tulang rahang bawah. Awalnya, fosil itu diduga milik manusia. Akan tetapi, saat menganalisis ukuran dua gigi geraham yang besar, pihak Balai Arkeologi Yogyakarta meyakini bahwa fosil tersebut bukan milik manusia, melainkan kera raksasa.

Temuan ini mencengangkan sebab selama ini Gigantopithecus atau kera raksasa yang ukurannya mencapai 3 meter dipercaya hanya tersebar di Tiongkok, Asia Selatan, dan wilayah Vietnam yang dekat dengan Tiongkok.
“Ini temuan pertama di Indonesia,” kata Siswanto. Dia menambahkan, kera raksasa yang ditemukan di Semedo berbeda dengan di Asia Selatan dan Tiongkok. “Kalau di India, misalnya, ukurannya lebih kecil,” imbuhnya.
Ada beragam jenis Gigantopithecus yang tersebar di dunia, antara lain G giganteus, G bilaspurensis, dan G blacki. Jenis yang fosilnya dijumpai di Semedo adalah G blacki.


Tulang Gigantopithecus ini ditemukan pada lapisan tanah dengan umur geologi mencapai satu juta tahun lalu. Lokasi penemuan ini mendukung gagasan bahwa kera raksasa pernah menyebar hingga ke Indonesia.
Jutaan tahun lalu, daratan Asia dan wilayah Jawa, Sumatera, serta Kalimantan masih tergabung dalam satu pulau raksasa. Kondisi tersebut memungkinkan hewan darat seperti kera raksasa menyebar hingga ke Tanah Air.
Siswanto mengutarakan, kera raksasa purba menghuni Jawa pada masa pleistosen hingga lebih kurang 200.000 tahun lalu. Setelahnya, spesies tersebut punah, diduga akibat perubahan iklim.
“Ada perubahan iklim mendadak dari ekstrem dingin menjadi kering. Kera raksasa dengan ukurannya yang besar tidak mampu beradaptasi terhadap perubahan lingkungan sehingga akhirnya punah,” ujar Siswanto.
Siswanto percaya, kera raksasa tidak hanya bisa dijumpai di Jawa, tetapi juga Sumatera dan Kalimantan. Hanya, kondisi pengendapan di Sumatera dan Kalimantan mungkin tidak mendukung terawetkannya tulang sehingga fosil tak ditemukan.

Sumber : terselubung.in

Wanita Bugil Terjebak di Cerobong Asap Rumah Semalaman


Seorang perempuan terjebak di sebuah cerobong asap kediaman mantan suaminya dalam kondisi bugil selama beberapa jam sebelum diselamatkan tim pemadam kebakaran.

Insiden ini terjadi di Woodcrest, California, ketika perempuan berusia 35 tahun itu melepas seluruh pakaiannya dengan harapan kondisi itu memudahkan dirinya meluncur lewat cerobong asap yang hanya berukuran 30 x 30 sentimeter itu.

Namun, saat berada di tengah-tengah cerobong, tubuh perempuan itu ternyata tak bisa bergerak lagi. Selama sekitar dua jam, dia berusaha melepaskan diri, tetapi gagal.

Akhirnya, seperti yang dikutip dari kompas.com, sekitar pukul 05.00 pagi, dia menyerah dan berteriak minta tolong. Teriakan itu membangunkan sang pemilik rumah, Tony Hernandez.

Tony kemudian mencari sumber suara itu. Saat menghampiri cerobong asapnya, dia mendapati mantan istrinya terjebak di tempat itu.

“Dia berteriak memanggil saya, dan saya menanyakan posisi dia. Lalu dia berkata bahwa dia terjebak di cerobong asap. Saya kemudian mencoba menariknya, tetapi ternyata tak berhasil,” ujar Tony.

Akhirnya, bapak tiga anak itu memanggil tim pemadam kebakaran setempat. Setibanya di kediaman Tony, pasukan pemadam kebakaran terpaksa melubangi dinding rumah Tony agar mempermudah proses penyelamatan.

Meski telah melubangi dinding, proses penyelamatan itu berlangsung cukup lama, yaitu sekitar dua jam. Hingga kini, aparat keamanan merahasiakan identitas perempuan tersebut.

Perbuatan sang mantan istri membuat Tony naik pitam. Dia mengatakan tak menginginkan perempuan itu mendekati kediamannya atau ketiga anaknya. Dia juga menambahkan, biaya untuk memperbaiki perapian yang rusak cukup mahal.

“Saya tak suka perbuatannya. Apa yang dilakukannya bisa berdampak buruk terhadap anak-anak,” ujar Tony.

Sumber : terselubung.in