Pages

  • Home
  • MyYoutube
  • MyFacebook
  • MyInstagram

Jauhkan Bayi Anda dari 5 Jenis Benda Pemicu Alergi

Alergi merupakan reaksi/gejala hipersensitif terhadap sesuatu yang menyebabkan masalah. Tentu membahayakan jika dibiarkan begitu saja. Akan tetapi dapat dicegah dengan cara menghindari apa yang memicunya. Bukan orang dewasa saja yang memiliki alergi. Bayi pun bisa mengalaminya. Bahkan mereka lebih mudah terkena dan berbakat alergi. Karena sistem kekebalan tubuh yang belum sempurna terbentuk, maka kondisi fisiknya masih rentan. Tentu saja hal ini sangat berbahaya bila dibiarkan begitu saja. 

Yang harus diperhatikan untuk setiap orang tua adalah mengetahui setiap jenis alergi. Agar dapat mengambil langkah yang tepat ketika bayi terlanjur mengalaminya. Dan untuk selanjutnya lebih berhati-hati terhadap kondisi bayi yang memang dari kecil sudah ada bakat alergi. 

1. Alergi Makanan
Makanan tertentu bisa menimbulkan reaksi alergi. Alergi ini bisa terjadi pada bayi yang sudah diberikan makanan padat (usia 6 bulan). Ingat Bunda, bayi mempunyai sistem pencernaan yang belum bekerja secara sempurna. Karena itu pandai-pandailah memilih bahan makanan yang sesuai dengan usianya. Jika tidak, akan berbahaya bagi kesehatan dan tumbuh kembangnya. Hal yang sering terjadi ketika anak salah mengkonsumsi makanan adalah diare. Jangan menyepelekan kasus ini karena diare yang berlangsung lama dapat menyebabkan dehidrasi tingkat berat. Selain diare, jenis makanan tertentu juga mengakibatkan alergi kulit. 
Kenali dan cermati ketika si kecil mengalami diare atau muntah. Bisa jadi itu karena setelah mengkonsumsi makanan yang membuatnya alergi. 

2. Alergi protein susu sapi
Ada beberapa alasan sehingga susu formula (sufor) menjadi alternatif untuk asupan bayi. Tentu saja jaminan kualitasnya di bawah Air Susu Ibu (ASI). Karena ASI adalah yang terbaik. Kasus obesitas pada bayi lebih banyak didapat pada mereka yang meminum sufor daripada yang meminum ASI. Bahkan pada beberapa bayi, ada yang mengalami alergi jika meminumnya. Alergi yang ditimbulkan antara lain gangguan pencernaan dan kulit atau sesak nafas. Jika Bunda memiliki bayi yang alergi terhadap protein susu sapi, bisa diganti dengan formula soya/protein nabati. Merk sufor itu sendiri juga memiliki kualitas kandungan yang berbeda. Maka Bunda harus jeli ketika mengganti produk susu bagi buah hati. Jika anak memang ternyata alergi protein hewani ataupun nabati, anda bisa mengkonsultasikan ke dokter spesialis atau ahli gizi.

3. Alergi terhadap angin/udara dingin
Sebagian besar bayi kurang bersahabat dengan angin jika mengenai tubuhnya. Hanya saja setiap bayi memiliki daya tahan yang berbeda. Selain kulitnya yang tiga kali lebih tipis dari orang dewasa, bayi butuh beradaptasi dengan lingkungannya yang sekarang. Sebagaimana kehangatan yang telah ia dapatkan di rahim ibunda, ia juga membutuhkan kehangatan sesusai ia lahir. Namun ketidaktahanan terhadap angin ini bukan cenderung merupakan alergi. Namun hanya karena kondisi bayi yang masih rentan. Apalagi jika terkena angin malam. Karena itu Bunda sebagai orang pertama yang mengenal buah hati harus lebih berhati-hati terutama ketika membawanya keluar rumah. Demam, pilek, kembung, muntah, dan diare adalah dampak yang sering terjadi ketika bayi tidak tahan dengan angin. Karenanya, pakaian bayi harus diperhatikan sesuai tempat dan suhu udara. Kipas angin atau pun AC juga kurang baik untuk bayi. Meskipun cuaca panas, sebaiknya itu digunakan seperlunya dan tidak diarahkan langsung mengenai bayi.

4. Alergi debu dan asap
Debu dan asap pembakaran memang sebetulnya harus dijauhi karena tidak baik untuk kita hirup. Namun ada sebagian orang yang sangat tidak toleran dengan Rini . Mereka bukan hanya tidak tahan dengan debu, tapi terkadang langsung menimbulkan reaksi kuat yang beresiko ketika kontak langsung. Meskipun kita tidak tahu apakah bayi punya bakat alergi jenis ini, namun disarankan agar Bunda menjauhinya. Karena berbahaya bila debu beterbangan mengenai bayi. Beberapa akibatnya antara lain mata merah berair, hidung tersumbat, sesak nafas, iritasi kulit, dll.

5. Alergi keringat
Menangangani alergi keringat memang cukup sulit karena keringat keluar setiap saat. Terutama saat si kecil sedang asyik bermain atau berada di ruangan tertutup. Bahkan ketika menyusu, peluh di dahi akan keluar banyak. Bayi yang berbakat alergi ini biasanya terlihat pada usia di atas 4 bulan. Yang ditandai dengan bintik-bintik merah rata di sekujur tubuhnya, utamanya pada bagian yang mudah berkeringat dan atau bagian yang tertutup pakaian. Padahal mengenakan pakaian adalah sangat penting untuk melindungi tubuh bayi agar tidak kedinginan. Namun, berlawanan dengan kondisi yang Susahnya, jika anak dibiarkan terlalu lama terkena angin, bisa gampang terkena flu dan masuk angin. Pakaian harus benar-benar diperhatikan. Karena pada kasus ini, jika baju anak terpaksa tanpa lengan atau hanya mengenakan pakaian dalam, oleskan minyak telon pada bagian tubuh yang terbuka. Angin-anginkan badannya sejenak sebelum mandi dan jaga kehersihan pakaiannya. Setiap berkeringat banyak, gunakan tisu atau lap kering dan bersih untuk mengusapi keringatnya. Penggunaan bedak (talcum powder), sabun bayi dan deterjen untuk mencuci pakaian bayi harus cermat. Karena tidak semua produk cocok dengan kulit bayi yang sensitif. Jika sampai mengiritasi kulit bayi atau meradang, tidak diperbolehkan untuk menaburkan bedak atau apapun karena bisa memperparah keadaan. Konsultasikan dengan dokter untuk mengatasinya.

0 komentar:

Post a Comment