Pages

  • Home
  • MyYoutube
  • MyFacebook
  • MyInstagram

Gadis Ini Kena Pukul JIN,Tak Bisa Tutup Mulut Lagi Usai Menguap

 

Menguap adalah hal yang sangat manusiawi apalagi saat bosan, mengantuk, atau kadar oksigen dalam otak berkurang. Namun, hati-hati saat menguap. Jangan sampai Anda tidak dapat menutup mulut kembali, seperti menimpa remaja asal Inggris, Holly Thompson. 

Gadis 17 tahun itu menguap saat sedang mengikuti pelajaran politik di sekolahnya, Kingsthorpe, Northampton. Namun, itu menjadi awal petaka. Setelah membuka mulut lebar-lebar, ia seperti terperangkap. Mulutnya tidak dapat mengatup kembali. 

Terkejut tidak dapat menutup mulutnya kembali, Holly segera meminta batuan teman sekelasnya. Namun, sia-sia. "Ketika dia tidak dapat membantu saya menutup mulut, dia melapor ke guru," ujarnya seperti dikutip dariDaily Mail. 

Merasa malu karena ditertawakan teman-teman sekelas dan guru, Holly langsung memeriksakan diri ke unit kesehatan sekolah. Namun, semua upaya yang dilakukan perawat untuk menutup rahangnya gagal. Ia lalu dilarikan ke rumah sakit untuk perawatan lebih lanjut. 

Walaupun sangat aneh dan mungkin lucu, dokter Ejiro Obakponovwe tidak berpikir hal tersebut patut ditertawakan. "Ini bisa sangat serius karena dia tidak bisa makan, tidak bisa benar-benar minum, dan akan benar-benar dehidrasi," ujar Ejiro dalam acara BBC 'Bizarre ER'. 

Untuk mengatasi hal ini, Ejiro meletakkan 26 depressors lidah di mulut Holly. Ini dilakukan untuk membuat rahang letih dan rileks sehingga bisa kembali mengatup. Setelah itu berhasil, Ejiro pun memperbaiki posisi rahang Holly dengan kedua tangannya. Setelah kejadian itu, Holly dilarang menguap, karena posisi rahangnya menjadi tidak stabil. 

Terlepas dari penderitaannya, kejadian yang dianggap memalukan ini justru membuatnya terkenal di Youtube.Bagaimana tidak, video yang menampilkan cidera Holly dikemas dengan sangat unik dan lucu, di mana dia digambarkan dalam tokoh kartun. "Itu bagus, tapi saya lebih suka menjadi terkenal untuk sesuatu yang lain," ujar Holly. 


sumber 

0 komentar:

Post a Comment